Kecerdasan keuangan merupakan solusi masalah uang. Dalam pengertian sederhana, kecerdasan keuangan adalah bagian dari kecerdasan total yang kita gunakan untuk memecahkan masalah keuangan.
Beberapa contoh masalah uang yang paling umum yaitu:
1. "Saya tidak menghasilkan cukup banyak uang"
2. "Saya terjerat utang besar"
3. "Saya tidak mampu membeli rumah"
4. "Mobil saya rusak. Bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk memperbaikinya?"
5. "Saya punya Uang Rp. 500.000.000,-, sebaiknya saya investasikan dimana?"
6. "Anak saya ingin masuk kuliah, tapi kami tidak punya uang membiayainya."
7. "Saya tidak punya cukup uang untuk masa pensiun"
8. "Saya tidak suka pekerjaan saya, tapi saya tidak sanggup berhenti"
9. "Saya sudah pensiun, dan saya kehabisan uang"
10. "Saya tidak sanggup membiayai operasi"
Kecerdasan keuangan memecahkan semua masalah uang ini dan masalah-masalah lain. Sayangnya, kalau kecerdasan keuangan kita tidak cukup berkembang untuk bisa memecahkan masalah kita, masalah itu tetap ada. Masalah itu tidak pergi. Sering Kali justru memburuk, menimbulkan makin banyak masalah uang. Misalnya, ada jutaan orang yang tidak punya cukup banyak bekal uang untuk masa pensiun. Kalau mereka gagal memecahkannya, masalah itu memburuk, seiring dengan makin berumurnya mereka dan makin banyaknya uang yang diperlukan untuk perawatan kesehatan. Suka tidak suka, uang memang memengaruhi gaya hidup dan kualitas hidup -- juga kemampuan mendapatkan kenyamanan serta pilihan yang lebih menyenangkan. Kebebasan memilih yang ditawarkan oleh uang bisa berarti perbedaan antara penumpang kendaraan atau naik bus... atau bepergian dengan jet pribadi.
Masalah uang membuat kita makin cerdas, kalau kita memecahkannya
Kalau kita memecahkan masalah uang kita, kecerdasan keuangan kita akan berkembang. Kalau kecerdasan keuangan kita berkembang, kita menjadi makin kaya. Kalau kita tidak memecahkan masalah uang kta, kita akan menjadi makin miskin. Kalau kita tidak memecahkan masalah uang kita, masalah itu seringkali berkembang menajdi makin banyak. Kalau ingin meningkatkan kecerdasan keuangan, Anda perlu menjadi pemecah masalah. Kalau tidak memecahkan masalah keuangan, Anda tidak akan pernah kaya. Bahkan, selama masalah itu tetap ada, Anda akan menjadi makin miskin.
Punya masalah uang mirip dengan sakit gigi, kalau tidak menanganinya, Anda akan merasa terganggu. Kalau merasa terganggu, mungkin anda tidak bisa bekerja dengan baik. Tidak mengobati sakit gigi bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih rumit karena kuman jadi mungkin berkembang biak dan menyebar dari mulut anda. Suatu hari nanti, anda akan kehilangan pekerjaan karena sering tidak masuk kerja gara-gara penyakit kronis anda itu. Tanpa pekerjaan, anda tidak bisa membayar sewa rumah. Kalau tidak bisa menyelesaikan masalah uang sewa itu, anda akan terlempar ke jalanan, jadi gelandangan, dengan kondisi kesehatan buruk, mengais-ngais makanan dari tong sampah, dan tetap sakit gigi.
Walaupun ekstrem, perumpamaan itu harus selalu anda ingat, anda harus sadar akan pentingnya memecahkan masalah dan efek domino yang timbul dari tidak memecahkan masalah.
Banyak orang tidak memecahkan masalah uang saat masalah itu masih kecil dan masih ada pada tahap sakit gigi. Alih-alih memecahkan masalah uang, mereka memperburuknya dengan mengabaikannya atau tidak memecahkan akar masalahnya. Misalnya, saat kehabisan uang, banyak orang menggunakan kart kredit untuk menutupinya. Tak lama, tagihan kartu kredit mereka menggunung dan kreditor mengejar-ngejar mereka supaya melunasinya. Untuk memecahkan masalah itu, mereka menggunakan pinjaman ekuitas rumah guna melunasi utang kartu kredit, Masalahnya, mereka terus menggunakan kartu kredit. Sekarang, ada hipotek ekuitas rumah yang harus dilunasi dan utang kartu kredit yang makin besar.
Untuk memecahkan masalah kredit ini, mereka membuat kartu kredit baru guna melunasi utang kartu kredit lama. Karena merasa tertekan dengan masalah uang yang makin menggunung, mereka menggunakan kartu kredit baru untuk berlibur. Tak lama, mereka tidak bisa melunasi hipotek dan kartu kredit, serta memutuskan menyatakan bangkrut. Yang menjadi masalah dengan menyatakan bangkrut adalah akar masalahnya masih ada, seperti halnya sakit gigi. Akar masalahnya adalah kurangnya kecerdasan keuangan, dan masalah yang ditimbulkan oleh kurangnya kecerdasan keuangan adalah ketidakmampuan memecahkan masalah keuangan sederhana. Alih-alih mengatasi akar masalah -- dalam hal ini kebiasaan membelanjakan uang -- banyak orang malah mengabaikannya, kalau anda tidak mencabut rumput liar sampai ke akar, dan hanya membabat pucuknya, rumput liar itu akan tumbuh kembali dengan makin cepat dan makin tinggi. Hal sama berlaku pada masalah uang anda.
Walaupun contoh-contoh itu mungkin terlihat ekstrem, semua itu bukannya tidak umum. Intinya, masalah keuangan adalah masalah, tetapi sekaligus solusi. Kalau orang memecahkan masalah, mereka jadi makin cerdas. IQ keuangan mereka meningkat. Kalau sudah makin cerdas, mereka bisa memecahkan masalah yang lebih besar. Kalau mereka bisa memecahkan masalah yang lebih besar, mereka jadi makin kaya.
Mari Kita gunakan Matemaika sebagai contoh. Banyak orang membenci Matematika. Seperti yang anda ketahui, kalau anda tidak mengerjakan PR Matematika (Berlatih menegerjakan soal matematika), Anda tidak bisa menjawab soal Matematika. Kalau anda tidak bisa menjawab soal matematika, Anda tidak bisa lulus ujian matematika. Kalau anda tidak lulus ujian matematika, Anda mendapat nilai 4 untuk mata pelajaran Matematika. Mendapat nilai 4 berarti anda tidak bisa lulus SMA. Lalu, anda hanya bisa bekerja sebagai penjaga toko di mall dengan bayaran sesuai upah minimum regional. Itu adalah contoh betapa masalah sederhana bisa berubah menjadi masalah besar.
Di lain pihak, kalau anda rajin berlatih mengerjakan soal matematika;, anda menjadi makin pandai dan mampu menyelesaikan persamaan matematika yang makin rumit. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, anda menjadi seorang jenius matematika, dan segala sesuatu yang dulu terlihat sukar sekarang tersa mudah. Kita semua harus mulai dari 2 + 2. Orang yang berhasil tidak berhenti di situ.
Sumber : Buku Rich Dad's : Increase Your Financial IQ karya Robert T. Kiyosaki
Sumber : Buku Rich Dad's : Increase Your Financial IQ karya Robert T. Kiyosaki
Comments
Post a Comment